TEMBANG
MACAPAT
Macapat adalah lagu/tembang
tradisional klasik Jawa. Macapat juga bisa ditemukan dalam kebudayaan Bali, Madura, dan Sunda. Apabila
diperhatikan dari asal-usul bahasanya(kerata basa),
macapat berarti maca papat-papat(membaca
empat-empat).Cara membaca terjalin tiap empat suku kata. Macapat diperkirakan
muncul pada akhir Majapahit
dan dimulainya pengaruh Walisanga
di Jawa. Tetapi perkiraan tersebut masih belum pasti, karena tidak ada bukti
tertulis yang bisa memastikan. Macapat banyak digunakan di dalam beberapa Sastra Jawa
Tengahan lan Sastra Jawa
Baru. Kalau dibandingkan dengan Kakawin, aturan-aturan
dalam macapat lebih mudah. Kitab-kitab zaman Mataram Baru, seperti Serat Wedhatama, Serat
Wulangreh, Serat Wirid
Hidayat Jati, Serat Kalatidha, dan
yang lainnya disusun dengan lagu ini. Aturan-aturan tersebut ada pada:
·
Guru
gatra : jumlah gatra/baris tiap bait.
·
Guru
wilangan : jumlah suku kata/wanda tiap gatra/baris.
·
Guru
lagu : jatuhan suara suku kata tiap gatra/baris.
Urutan tembang macapat tersebut seperti tersebut di bawah
ini:
·
Maskumambang
Menggambarkan bayi masih dalam kandungan ibunya, yang belum
diketahui jenis kelaminnya, kumambang
berarti mengambang dalam kandungan ibu.
·
Mijil
Berarti sudah dilahirkan dan jelas laki-laki atau perempuan.
·
Sinom
Berarti masa muda, yang paling penting untuk pemuda adalah
mencari ilmu sebanyak-banyaknya.
·
Kinanthi
Dari kata kanthi
atau tuntun yang berarti dituntun supaya bisa menjalani kehidupan di dunia.
·
Asmarandana
Berarti cinta, cinta laki-laki kepada perempuan atau
sebaliknya yang merupakan takdir Ilahi.
·
Gambuh
Dari kata jumbuh / bersatu yang berarti apabila sudah bersatu
dalam cinta, perempuan dan laki-laki tersebut bisa menjalani hidup bersama.
·
Dhandhanggula
Menggambarkan kehidupan manusia dalam kebahagiaan ketika
berhasil meraih cita-cita.Menemukan jodoh, melahirkan anak, kehidupan yang
sejahtera, dsb.
·
Durma
Dari kata darma / sedekah. manusia jika sudah merasa hidup
cukup, dalam dirinya tumbuh rasa kasih sayang kepada sesamanya yang sedang kesusahan,
sehingga akan tumbuh keinginan untuk berbagi.Hal tersebut didukung juga dari
moralitas agama dan watak sosial manusia.
·
Pangkur
dari kata mungkur yang berarti menyingkirkan hawa nafsu
angkara murka.Yang menjadi prioritas hidup adalah keinginan unutk berbagi dan
peduli dengan sesama.
·
Megatruh
Dari kata megat roh/pegat rohe atau terpisahnya nyawa, ketika
takdir kematian datang.
·
Pocung
Ketika tinggal jasad tersisa, dibungkus dengan kain mori
putih atau dipocong sebelum dikuburkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar